Rabu, 22 Oktober 2014

On 00.07 by Unknown   No comments

Ular-ular jenis ini mempunyai racun/venom yang sangat berbahaya. Di habitat aslinya racun tersebut digunakan untuk melumpuhkan mangsanya sebelum ditelan. Racun tersebut disuntikan melalui gigi taringnya langsung ke pembuluh darah mangsanya, taring tersebut memiliki bentuk mirip dengan jarum suntik namun sangat runcing / tajam. Sebagian besar jenis racun ular berbisa menyerang sistem saraf dan pernafasan sehingga biasanya korban akan segera lumpuh bahkan dapat menyebabkan kematian.

Adapun beberapa ciri-ciri ular yang bisa saya sebutkan dibawah ini, namun semua itu tidak mutlak, artinya itu semua hanya ciri secara umum saja biasanya yang ada pada ular berbisa, yaitu:

1. Bentuk kepala pipih dan berpola huruf V
2. Ukuran relatif kecil atau pendek, kecuali King Cobra yang bisa mencapai 5 meter
3. Warna biasanya cerah, namun hal ini pun tidak mutlak.
4. Memiliki dua gigi taring di bagian atas.

Beberapa Ular Berbisa yang terdapaty di sekitar kita :
1. King Cobra


JANGAN TIRU ADEGAN INI DI RUMAH TANPA DIDAMPINGI ORANG YANG DI BIDANGNYA


Nama latin  : Ophiopagus Hannah
Penyebaran : Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Ukuran dewasa : 200 - 550 cm
Habitat : Hutan tropis, padang rumput, dataran rendah, sampai pada Ketinggian 1800 m dpl
Jenis bisa : Postsynaptic Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, hingga kematian.
Efek klinis : Terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 70% - 85%.





2. Cobra Jawa



Nama latin : Naja sputatrix
Penyebaran : Jawa
Ukuran dewasa : 130 - 185 cm
Habitat : Hutan tropis, sawah, sungai, padang rumput terbuka.
Jenis bisa : Postsynaptic neurotoxin
Efek gigitan : sakit, bengkak, memar, cell mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 40% - 60%.


3. Weling



Nama latin : Bungarus Candidus
Penyebaran : Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi.
Ukuran dewasa : 80 - 160 cm
Habitat : Dataran rendah, sawah, perbukitan sampai pd ketinggian 1600m dpl.
Jenis bisa : Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa sangat besar dan berpotensi mematikan. Tingkat kematian 60% - 80%.


4. Welang


Nama latin : Bungarus Fasciatus
Penyebaran : Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
Ukuran dewasa : 110 - 213 cm
Habitat : Hutan bakau, persawahan, perkebunan karet,atau di sekitar permukiaman penduduk.
Jenis bisa : Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan, lumpuh.
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa sangat besar dan berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 60% - 80%.


5. Malayan Pit Viper


 Nama latin : Calloselasma Rhodostoma
Penyebaran : Pulau jawa
Ukuran dewasa : 50 - 110 cm
Habitat : Hutan bambu, hutan karet, lahan perkebunan, dan sekitar persawahan.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, Kematian.
Efek klinis : Terkena bisa 60% - 80% berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 45% - 70%.



6. Vipera Russelii


Nama latin : Daboia Russelii Siamensis
Penyebaran : Jawa Timur, dan NTT (P. Ende, P. Flores, P. Komodo, P. Lomblen)
Ukuran dewasa : 100 - 150 cm. Jantan lebih besar dari betina.
Habitat : Arboreal. Ladang pertanian, persawahan, daerah bebatuan, atau padang rumput pd ketinggian sampai 2000 dpl
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, kematian.
Efek klinis : Jika terkena bisa 80% (20% dry bite) berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 60% - 80%.


7. White Lipped Pit Viper


Nama latin : Trimeresurus Albolabris
Penyebaran : P.Sumatra, P.Kalimantan, P. Sulawesi, P.Jawa,P. Madura, P.Lombok, P. Sumbawa, P. Komodo, Flores, Sumba, P. Roti, Timor, Kisar, Wetar.
Ukuran dewasa : 40 - 100 cm
Habitat : Arboreal. Hutan bambu, semak belukar dengan pepohonan kecil tidak jauh dari sungai atau kali kecil.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Bengkak, sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan, pingsan, kematian.
Efek klinis : Jika terkena bisa tidak di ketahui namun berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 40% - 70%.


8. Wagler's Pit Viper




Nama latin : Tropidolaemus Wagleri
Penyebaran : Sumatra, Mentawi, Nias, Kepulauan Riau , Billiton, Bangka, Natuna, Kalimantan, Karimata, Buton, Sulawesi.
Ukuran dewasa : 80 - 135 cm
Habitat : Arboreal. Dapat di temukan di hutan hujan pd ketinggian sampai 1200 dpl.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Bengkak/memar, terasa panas, sell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Jika terkena bisa tidak diketahui namun berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 40% - 70%.


9. Flat Nosed Pit Viper




Nama latin : Trimeresurus Puniceus
Penyebaran : Jawa, Sumatra, Simalur, Mentawai, Kepulauan Natuna.
Ukuran dewasa : 50 - 90 cm
Habitat : Arboreal. Dataran rendah hutan hujan sampai ketingian 1450 m dpl.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Belum diketahui. berpotensi mematian.


10. Insularis




Nama latin : Trimeresurus Insularis
Penyebaran : Adonara, Alor, Bali, Flores, Komodo, Lombok, Padar, Rinca, Romang, Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, Wetar.
Ukuran dewasa : 40 - 70 cm
Habitat : Arboreal, Hutan hujan.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan :
Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Belum diketahui. Tingkat kematian karena tdk tertangani sekitar 40% - 75%.


11. Hageni Pit Viper




Nama latin : Trimeresurus Hageni
Penyebaran : Sumatra (Batu, Bangka, Mentawai, Nias, Simalur /Simeulue).
Ukuran dewasa : 75 - 100 cm
Habitat : Arboreal. Dataran rendah pd hutan hujan sampai pada ketinggian 1000 m dpl.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Belum diketahui. Tingkat kematian sekitar 40% - 75%.


12. Borneo Pit Viper




Nama latin : Trimeresurus Borneensis
Penyebaran : Sumatra dan Kalimantan.
Ukuran dewasa : 50 - 90 cm
Habitat : Hutan hujan sampai pada ketinggian 800 m dpl.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa tidak di ketahui. Tingkat kematian sekitar 40% - 70%.


13. Banded Pit Viper



Nama latin : Trimeresurus Fasciatus
Penyebaran : P. Tanahjampea
Ukuran dewasa : 35 - 54 cm
Habitat : Arboreal. Dataran rendah di hutan hujan.
Jenis bisa : Hemotoxin
Efek gigitan : Sakit, bengkak, memar, terasa panas, cell tdk berfungsi/mati (necrosis), pembusukan.
Efek klinis : Kemungkinan terkena bisa tidak di ketahui namun berpotensi mematikan.


14. Death Adder




Nama latin : Acanthophis Antarcticus
Penyebaran : Irian jaya, P. Seram
Ukuran dewasa : 60 - 97 cm
Habitat : Hutan hujan, perkebunan kopi, dan padang rumput.
Jenis bisa : Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit kepala, mual, muntah, sakit pd perut, pusing/vertigo, pendarahan,pingsan.
Efek klinis : Terkena bisa 40% - 60% berpotensi mematikan. Tingkat kematian sekitar 75% - 80%.


15. Blue Coral



Nama latin : Maticora Bivirgata
Penyebaran : Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Ukuran dewasa : 90 - 140 cm
Habitat : Nocturnal, Hutan tropis pada ketinggian dibawah 600 m dpl.
Jenis bisa : Neurotoxin
Efek gigitan : Sakit, bengkak, pembekuan aliran darah.
Efek klinis : Terkena bisa 40% - 60% berpotensi sangat mematikan. Tingkat kematian karena tidak tertangani sekitar 80% - 95%


Jenis-jenis bisa :
Neurotoxin : yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan tranmisi rangsangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jaringan otak.
Hemotoxin : yang menyerang darah dan system peredarannya. Dapat menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
Kardiotoxin : yang diserang adalah otot jantung.
Miksotoxin : yang diserang cairan dalam tubuh.



Pertolongan pertama :

1. Lindungi korban / cari perlindungan sendiri dari serangan berikutnya, kenali ular dari bentuk, warna, dan habitatnya (pohon,bebatuan, tanah,dsb).
2. Ikat bagian tangan (jika gigitan berada di tangan) dengan kain, agar aliran darah mengalir secara lambat ke jantung dan bagian tubuh lainnya.
3. Lepaskan semua aksesoris spt jam tangan, cincin atau benda lain yg sifatnya menghambat peredaran darah.
4. Tidak di sarankan untuk memberikan minuman selain air putih kepada korban.
5. Luka gigitan tidak boleh di hisap (menggunakan mulut atau alat lainnya), atau di pijat.
6. Banyak diantaranya akan cenderung panik atau histeris sehingga akan berakibat serangan jantung karena shock (sudden death), maka usahakan agar korban untuk tetap tenang. Perlu di ingat juga bebrapa hal berikut juga dpt menjadi penenang, fakta yg menyebutkan bahwa banyak dari ular berbisa (terutama keluarga Elapid) tdk menyuntikkan bisa pd waktu gigitan pertama (Dry bite), kinerja/efektifitas bisa yg disuntikan pd tubuh mulai dari yg lambat hingga cepat (Elapid dalam hitungan jam, Viper dalam hitungan hari).
7. Segera cari pertolongan untuk mencapai RS terdekat. Jika tidak ada kendaraan yg dpt gunakan, usahakan utk berjalan sesantai mungkin untuk menghindari detak jantung yg terlalu cepat.


Alternatf lain :
Bisa juga menggunakan daun Sansevieria, ada dua cara :
a. Kerok bagiak kulit daun sansevieria. lalu tempelkan pada gigitan ular tersebut. lalu iket dengan tali, jangan kenceng-kenceng, asal nempel aja. daun sansivera bisa menghisap racun ular secara perlahan.

Gigit dan kunyah daun sansevieria kemudian tempelkan di bagian yg tergena gigitan ular, terus ikat dengan kain.



Itulah Jenis-jenis ular yang berbisa tinggi di belahan nusantara ini..
Ternyata dibalik keindahan bentuk dan warnanya tersimpan racun yang mamatikan..
Kita harus berhati hati sama ular-ular di atas, jangan buat mainan ya.

0 komentar:

Posting Komentar